Tuesday, September 2, 2014

Simpati Garap Kaum Haus Data

Simpati Garap Kaum Haus Data - TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selama ini Simpati menempatkan diri sebagai produk Telkomsel yang mendukung gaya hidup, segmen yang disasarnya pun terbilang luas. Sekarang, Simpati mengubah strateginya untuk mengincar "profesional haus data".

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.ceramahislami.bengkelandroid Hal itu dilakukan melalui kampanye bertajuk "Your Everyday Discoveries". Kampanye ini menggugah pelanggan Simpati dan pengguna internet pada umumnya, untuk berbagi hal-hal menarik yang mereka temukan sehari-hari.

"Kami mencoba menyeimbangkan istilah discovery dengan kata-kata everyday. Sehingga diharapkan discovery tidak diartikan sebagai penemuan yang dilakukan di laboratorium atau melalui penjelajahan di hutan belantara saja, tapi apa yang bisa kita temukan setiap hari," ujar Rajasa Adhi Pamungkas, Manager SimPati Marketing Communications, dalam gelaran pers di Gedung Telkomsel, Wisma Mulia, Jakarta (2/9/2014).

Hal itu pun, lanjutnya, tercermin dalam materi iklan Telkomsel di televisi yang menampilkan sosok "reporter". Dalam hal ini yang dimaksud adalah orang-orang biasa yang aktif berbagi hal-hal menarik dan berguna melalui internet, utamanya media sosial.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tutorialcaramemakaijilbab.bengkelandroid Di acara yang sama, Abdullah Fahmi, General Manager Prepaid Marketing Communications, Telkomsel, mengakui bahwa segmen yang diincar Simpati kali ini memang terbilang spesifik. Apalagi dibandingkan dengan pengguna Simpati selama ini.

Fahmi mengatakan segmen "profesional haus data" yang dimaksud adalah mereka yang tergolong pekerja profesional atau pengusaha muda yang menggunakan internet bukan hanya karena terpaksa oleh pekerjaannya. Namun, mereka adalah pengguna internet yang dengan sengaja memanfaatkan internet untuk keseharian, baik untuk kerja maupun bersenang-senang.

 Saat ini, ujar Fahmi, Simpati memiliki sekitar 62 juta pelanggan (semester pertama, 2014). Dari jumlah itu, 40 persennya diperkirakan ada di segmen yang mereka incar ini.

"Memang belum dominan, namun ini ada unsur aspirasinya juga. Kami melihat ke depannya, ini adalah segmen yang akan berpengaruh besar. Kami ingin Simpati menjadi brand yang relevan bagi mereka," tukas Fahmi.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tutorialhijabpashminaterbarumodern.bengkelandroid Sepintas mungkin agak aneh melihat Telkomsel hanya menyasar segmen yang saat ini jumlahnya baru 40 persen dari pengguna yang ada. Namun, jika ditilik lebih dalam, rupanya ada alasan ekonomis.

Fahmi menuturkan, pelanggan Simpati saat ini memiliki Average Revenue per User (ARPU) Rp 47.000. Sedangkan Telkomsel secara umum (campuran) memiliki ARPU Rp 37.000.

Nah, untuk kalangan "profesional haus data" ini, ARPU-nya mencapai Rp 110.000. Jelas ini merupakan target yang menggiurkan untuk menjadi sasaran komunikasi pemasaran. Apalagi jika jumlahnya bertambah.

Fahmi mengatakan hal ini bukan berarti pelanggan Simpati di luar segmen tersebut akan diabaikan. "Mereka akan tetap kami sasar dengan microcampaign, langsung ke pelanggan sesuai kebutuhan mereka. Misalnya dengan promo tarif murah atau SMS," tuturnya.

cara memakai hijab pashmina Saat ini, Simpati disebutkan memiliki kontribusi kurang lebih 60 persen dari pendapatan produk-produk prabayar Telkomsel (tidak termasuk Loop). Sedangkan, Kartu As berada di kisaran 40 persen, dengan jumlah pelanggan 65 juta dan ARPU Rp 25.000-30.000.

Apple Tolak Aplikasi Masuk App Store

Apple Tolak Aplikasi Masuk App Store - TRIBUNNEWS.COM – Pengembang aplikasi (developer) untuk platform iOS pasti sering mengalami lamanya proses verifikasi untuk masuk ke Apple App Store. Memang tak gampang untuk membuat aplikasi buatan mereka memenuhi harapan Apple.

cara membuat twitter baru di hp Selama ini, rumus yang dibutuhkan agar sebuah aplikasi bisa langsung diterima oleh Apple bagaikan misteri. Kini, Apple merilis daftar "dosa" para developer sehingga aplikasi yang dikirim ditolak masuk App Store. Daftar itu tersebut berisi alasan yang paling sering dipakai Apple saat menolak aplikasi yang dikirim developer.

Apa alasan yang paling banyak dipakai? Ternyata, alasan paling banyak dan paling sering dipakai Apple itu cukup sederhana, yaitu pengembang dinilai kurang cukup memberikan informasi yang dibutuhkan Apple mengenai aplikasinya.

tutorial cara memakai hijab pashmina Dikutip dari Engadget, Senin (1/9/2014), jika pengembang tidak menyediakan informasi yang cukup, atau tidak bisa memberikan demonstrasi yang valid, hasil karya mereka tak diacuhkan oleh Apple.

Alasan-alasan lain yang sering dipakai Apple saat menolak aplikasi antara lain termasuk bug dalam penulisan kode atau konten yang berbeda dengan nama aplikasinya. Satu alasan penolakan yang mungkin akan membuat pengembang kesal, mereka dianggap tidak bisa membuat tampilan aplikasi yang sesuai dengan desain standar antarmuka iOS.

cara membuat email baru di yahoo Untuk lebih lengkapnya, Apple menuliskan daftar alasan mereka saat menolak aplikasi di halaman developer-nya. Halaman tersebut juga membagikan tips bagi developer untuk aplikasi mereka, seperti memastikan tidak ada broken link dan konten yang salah tempat.